Selasa, 12 Januari 2010

SENJATA ISRAEL DI TANGAN MILITER INDONESIA

Mungkin dari kita ada yang belum mengetahui bahwa Indonesia yang kita tahu mendukung perjuangan bangsa Palestina dan belum mengakui Israel ternyata menggunakan senjata buatan Israel untuk digunakan oleh angkatan bersenjatanya (TNI / POLRI)

Meski tak mengakui Israel sebagai sebuah negara, Indonesia secara diam-diam selalu menikmati manisnya madu hubungan "gelap" tersebut. Tak kurang dari pesawat tempur pernah dibeli Indonesia dari negara Yahudi tersebut.
A4 Skyhawk

Kisah pembelian pesawat jenis A-4 Skyhawk ini diutarakan secara rinci oleh Marsekal Muda (purnawirawan) Djoko Poerwoko. Dalam otobiografinya berjudul Fit Via Vi, mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional yang juga rekan seangkatan Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, ini menguraikan secara rinci bagaimana putra-putri Indonesia berhasil membawa pulang 32 pesawat A-4 Skyhawk dari Israel. "Operasi pengadaan itu merupakan operasi clandestein terbesar yang pernah dilakukan TNI-AU,"

Sebenarnya Indonesia akan membeli dari produsennya, Amerika. namun Amerika menawarkan pesawat tempur bekas pakai dari Israel, yang pernah digunakan untuk membunuh penduduk Palestina. (Jadi Pesawat Tempur milik Indonesia berlumur darah bangsa Palestina).

Kerusuhan Ambon, Dendam dan Rekayasa

Kerusuhan Ambon periode kedua yang diawali dengan pecahnya kerusuhan di pulau Saparua pada hari Kamis, tanggal 15 Juli 1999 menurut hasil investigasi sementara diakibatkan oleh dendam dan rekayasa pihak-pihak tertentu.

Setelah pecahnya kerusuhan di Desa Siri Sori Islam, Desa Ullath, Siri Sori Amalatu dan juga kota Saparua pada tanggal 15 dan 16 Juli 1999, maka pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 1999 mulai terjadi kegiatan lempar-melempar batu antara pihak Muslim dan pihak Kristen di Desa Poka dan daerah sekitarnya Gang Diponegoro Kota Ambon.

Pristiwa saling lempar-melempar batu di sekitar Perumnas Poka tersebut kemudian dilanjutkan dengan pembakaran atas rumah-rumah warga Kristen oleh warga Muslim di kompleks Perumnas Poka yang kemudian dibalas dengan pembakaran rumah-rumah termasuk rumah-rumah Dosen Muslim di Desa Poka dan Kompleks Universitas Pattimura oleh warga Kristen.

Bersamaan dengan itu warga Kristen sekitar Kudamati melakukan aksi pembalasan pembakaran dan pembantaian terhadap warga Muslim suku Buton di daerah Wara (Kramat Jaya) yang berada di sekitar Kompleks TVRI Gunung Nona dan perkampungan warga Muslim Banda Eli di OSM Ambon yang mengakibatkan beberapa buah rumah terbakar dan puluhan korban meninggal dunia.

Dari peristiwa ini kerusuhan mulai melebar ke mana-mana hampir di seantero Kotamadya Ambon dan daerah-daerah pinggirannya.

Dari hasil investigasi, ternyata mulai hari Selasa, tanggal 27 Juli 1999 kerusuhan pecah antara lain di Desa Rumahtiga (tetangga Desa Poka), dimana hampir sebagian besar rumah-rumah penduduk warga Muslim dibakar dan dimusnahkan oleh penduduk yang beragama Kristen. Demikian juga di Kompleks Pemda II dan Perumahan Pemda I terjadi pembakaran, pengrusakan dan penjarahan besar-besaran terhadap rumah-rumah warga Kristen oleh warga Muslim.

Sedangklan di kota Ambon pusat pertokoan di jalan A.Y. Patty mulai dari toko Dunia Musik bersebelahan dengan Mesjid Al-Fatah hingga lorong toko kaca mata Optical Maluku hingga Bank Lippo dibakar dan dirusak oleh masa Muslim, demikian juga beberapa rumah penduduk di Mardika. Sementara itu pusat pertokoan di sekitar pantai pasar ikan lama (belakang Ambon Plaza) dibakar habis oleh masa Kristen.

Kerusuhan akhirnya berlanjut di wilayah-wilayah lain seperti di Galala dan Hative Kecil, Lata, Lateri dan Passo hingga Desa Waai, bahkan di dalam kota Ambon masa Muslim yang datang dari Waihaong sempat menyerang dan membakar Kantor Wilayah Departemen Kehakiman Maluku, Kompleks Dok Wayame dan kapal yang ada di dalam kompleks tersebut serta rumah-rumah penduduk yang ada di sekitarnya.

Dalam kerusuhan ini seperti ada yang memberi komando, terjadi akumulasi masa secara besar-besaran seperti yang terjadi di Desa Poka, Rumahtiga dan Kota Jawa. Masa Islam dari Jasirah Leihitu sempat menyebrang gunung dan ikut bergabung dengan masa Islam di Poka, Taeno (Rumahtiga) dan Kota Jawa untuk menyerang warga Kristen. Demikian juga masa dari kota Ambon yang sempat bergabung dengan masa Desa Poka dan Desa Rumahtiga yang beragama Kristen untuk menghadapi masa Muslim.

Sayangnya aparat keamanan tidak bersikap jujur dan adil. Di Desa Poka misalnya aparat keamanan mencoba menahan warga Kristen yang ingin mempertahankan diri, sementara mereka membiarkan masa Muslim merusak, membakar dan menjarah rumah-rumah penduduk. Demikian juga di Tanah Lapang Kecil dari lantai atas Gedung Telkom aparat keamanan menembak masa Kristen di sekitar pasa kaget Batu Gantung (depan Sekretariat GMKI), malah memimpin permbakaran rumah, gedung pemerintah dan kompleks Dok Wayame di Tanah Lapang Kecil.

Dalam peristiwa kerusuhan kali ini ratusan bom dan senjata rakitan, juga alat tajam lainnya telah dipergunakan untuk membumihanguskan rumah-rumah penduduk dan membunuh serta melukai ratusan penduduk.


Saat ini keadaan mulai tenang setelah pada hari Kami, tanggal 29 Juli 1999 tiba di Ambon Kesatuan Marinir dari Surabaya untuk mengamankan Kota Ambon.

Investigasi sementara dilakukan untuk mengetahui jumlah rumah rumah-rumah/gedung pemerintah yang rusak/terbakar, korban meninggal/luka-luka, sementara itu jumlah pengungsi yang mencapai puluhan ribu kini ditampung pada gedung-gedung ibadah (Mesjid dan Gereja) serta kompleks-kompleks militer.

kesehatan

Mandi, Bikin Segar dan Sehat!

Menurut penelitian terbaru mandi ternyata tidak hanya baik untuk membersihkan tubuh dari kotoran dan menjauhkan stress, tapi mandi juga memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan, membantu kulit terhindar dari penyakit seperti eksema dan bahkan menyembuhkan masalah medis serius.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan penderita diabetes yang menghabiskan hanya setengah jam berendam dalam bak air hangat dapat menurunkan tingkat gula darah sekitar 13 persen.

Penelitian terpisah di Jepang menunjukkan 10 menit berendam dalam air hangat dapat memperbaiki kesehatan jantung baik pria maupun wanita, membantu mereka menjalani test olahraga lebih baik dan mengurangi rasa sakit.

Apa manfaat mandi dan berapa lama anda sebaiknya mandi? Berikut beberapa petunjuk mandi asyik dan menyehatkan:

Mengeluarkan racun

Mandi air hangat sekitar 32-35 derajat Celsius membuka pori-pori yang dapat membantu mengeluarkan toksin. Mandi air hangat juga dapat membantu menurunkan tingkat gula darah, menyembuhkan sakit otot dan membantu menjaga usus besar bekerja dengan baik. Waktu yang dianjurkan selama 10-20 menit.

Stress

Jika anda benar-benar mengalami stress, mandi air dingin akan menjadi jawaban yang tepat. Temperatur yang dianjurkan sekitar 12-18 derajat Celsius. Mandi air dingin sangat baik meredakan ketegangan, sebaliknya dari air hangat karena mandi air dingin dapat mempersempit darah dan meningkatkan tingkat gula darah.

Eksema

Penyakit kulit tertentu seperti eksema, ruam atau gatal-gatal dengan menambahkan baking soda (sodium bicarbonate) ke dalam bak mandi dapat membuat perbedaan besar. Sodium bicarbonate bertindak sebagai antiseptik. Isi air dengan air hangat kuku, tambahkan kira-kira satu pound baking soda dan aduk sampai rata. Dianjurkan berendam selama 10-20 menit.

Infeksi

Infeksi yeast seperti sariawan dapat dibantu dengan menambahkan tiga atau empat cuka dari sari buah apel ke dalam bak mandi. Ini juga baik untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh karena cuka dapat menyeimbangkan kembali asam. Tambahkan pada air hangat dan berendam selama 15-20 menit.

Flu dan Sakit Kepala

Merendam kaki dalam air hangat dapat membantu menyembuhkan flu dan sakit kepala dan juga menyegarkan kembali kaki yang lelah. Masukan air hangat secukupnya dalam bak sampai menutupi kaki dan pergelangan kaki tambahkan beberapa tetes minyak seperti lavender, peppermint atau lemon. Setelah selesai basuh dengan air dingin. Lakukan selama 10-20 menit.

Insomnia

Merendam kaki dalam air dingin sangat baik bagi anda yang memiliki masalah insomnia atau mereka yang memiliki masalah tidur. Masukan kaki sampai kaki merasa dingin. Pengobatan ini juga berguna bagi kaki lelah, pendarahan hidung, flu dan sembelit.

Sirkulasi

Cobalah merendam kaki secara bergantian antara air hangat dan air dingin jika anda mengalami masalah sirkulasi. Mulai dengan merendam kaki selama satu atau dua menit dalam air hangat, kemudian 30 menit dalam air dingin. Cobalah lakukan selama 15 menit kemudian diselesaikan dengan air dingin.

Kepemimpinan Dalam Organisasi Sosial

Ada banyak tipe – tipe kepemimpinan yang bisa diterapkan dalam organisasi. yang pertama tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin model ini mempunyai wewenang penuh dalam memutuskan sebuah kebijakan. Kedua tipe kepemimpinan demokrasi, model kepemimpinan ini dalam mengambil kebijakan selalu melibatkan orang-orang dalam organisasi. Tipe kepemimpinan Lessees fair, model tipe kepemimpinan ini memberikan kebebasan untuk mengambil kebijakan. Dari madel – model tipe kepemimpinan diatas yang lebih cocok untuk organisasi social adalah tipe Demokrasi yang memiliki kesejajaran orang – orang dalam organisasi.

Didalam organisasi social tentunya masing – masing mempunyai fungsi dan peran yang mana satu dengan yang lainya ada saling keterkaitan dan saling mendukung. Disini tidak ada istilah orang nomor satu, bos, follower dan suportdinate, akan tetapi semuanya adalah pemimpin sesuai dengan fungsi dan peranya masing – masing. Kepemimpinan dalam organisasi sosial yang lebih cocok adalah semuanya sejajar yang masing – masing orang mempunyai fungsi yang sama menuju pencapaian visi dan misi organisasi. Artinya posisi Visi dan Misilah yang menjadi landasan kerja dalam organisasi.

Tentunya komunikasi efektif sangat diperlukan di organisasi sosial sebagai fungsi kontrol dan evaluasi pencapaian visi dan misi organisasi. Tanpa adanya komunikasi yang efektif organisasi akan mengalami kendala kendala untuk pencapaian visi yang telah dicanangkan. Dan diperlulkan juga kerjasama masing-masing bidang untuk menjalankan organisasi dan menghindari keterbatasan – keterbatasan yang ada dalam oraganisasi.

Masing-masing orang dalam organisasi sosial seyogyannya menganggap dirinya sebagai pemimpin. yang bertumpukan pada Creators of Growth and Learning (pengagas perkembangan dan pembelajaran). Sehingga masing – masing orang dalam organisasi tidak menganggap dirinya sebagai supordinate saja yang identik denga istilah direct report atau yesman.

Setiap orang dalam organisasi sosial mempunyai tugas dan tangung jawab yang harus dijalankan secara profesional dan mempunyai kebijakan – kebijakan yang mandiri dengan tetap mengacu pada peraturan – peraturan organisasi yang telah ditetapkan. sehingga tidak ada rasa ketakutan untuk bersifat mandiri dalam kebijakan dalam organisasi sosial karena masing – masing bidang menerapkan kepemimpinan sejajar untuk pencapaian visi dan misi.

Model kepemimpinan yang sejajar diharapkan akan mampu mendongkrak loyalitas dan rasa memiliki masing – masing orang dalam organisasi karena adanya kejelasan tugas dan tanggung jawab dimasing – masing sistem. Masing-masing sistem akan bekerja dan memperjuangkan tugas – tugas yang telah dibuat dan ditetapkan bersama dengan mengindahkan wewenangya untuk bergerak leluasa demi pencapaian visi dan misi.

Ketika orang – orang dalam organisasi hanya menjalanka tugas – tugas yang sifatnya top down yang hanya menjalankan sesuai dengan yang telah disepakati dengan tidak mengindahkan wewenang-wewenang untuk mengambil kebijakan ketika permasalahan – permasalahan timbul dan perkembangan dalam menjalankan tugas – tugas organisasi maka ini akan menghambat kreatifitas anggota yang tentunya akan menghambat pencapaian visi dan misi organisasi.

Dalam percepatan pencapaian Visi dan misi organisasi diperlukan loyalitas anggota organsasi yang benar-benar militan. yang mana pencapaian tim yang militan ini hanya akan mampu dicapai dengan menghilangkan individualisme dan egoisme. karena egoisme dan individualisme akan menjadi penyebab terjadinya kesenjangan dalam sebuah organisasi yang pada akhirnya akan mengurangi loyalitas dari anggota, disamping juga tetap mengindahkan hak-hak manusia sebagai mahluk pribadi.

kasus bank century

RIBUT-RIBUT soal pengucuran dana penyelamatan Bank Century terus berlanjut walaupun Menteri Keuangan Sri Mulyani berulang kali mengatakan penyelamatan terhadap bank kecil itu telah sesuai dengan peraturan.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah mengucurkan dana sebesar Rp6,7 triliun kepada Bank Century atas rekomendasi pemerintah dan Bank Indonesia. Padahal, dana yang disetujui DPR hanya sebesar Rp1,3 triliun.

Misteri itulah yang ditindaklanjuti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit investigasi terhadap bank.

Tidak hanya KPK, DPR pun meminta BPK mengaudit proses bailout tersebut. Itu karena sebelumnya DPR pada 18 Desember 2008 telah menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK) sebagai payung hukum dari penyelamatan bank milik pengusaha Robert Tantular itu.

Kasus Bank Century telah memperlihatkan kepada kita bahwa ada bank kecil yang mendapatkan dukungan besar dari otoritas keuangan dan bank sentral. Pertanyaannya adalah semangat apakah yang melatarinya?

Argumentasi yang muncul dari pihak berwenang sejauh ini adalah bahwa proses penyelamatan Bank Century telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam UU LPS dan perintah dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Bahwa pembiayaan yang dikeluarkan LPS untuk menyelamatkan Bank Century berasal dari kekayaan LPS, bukan uang negara.
Saat likuidasi Bank Century, terdapat 23 bank yang masuk pengawasan BI. Dan pengambilalihan itu bertujuan memberikan rasa kepercayaan kepada masyarakat untuk mencegah rush yang bila dibiarkan, akan berdampak sistemik terhadap perekonomian nasional.

Terlepas dari argumen pemerintah, BI, dan LPS, yang harus diuji kebenarannya, kasus Bank Century dalam level tertentu diperkeruh isu transparansi yang dipertanyakan banyak kalangan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan tegas menyatakan ia sama sekali tidak tahu tentang proses bailout bank tersebut karena tidak pernah mendapatkan laporan dari Sri Mulyani saat kebijakan itu diambil.

Adalah aneh, seorang wakil presiden yang selama ini dikenal sebagai driving force dalam kebijakan ekonomi tidak mengetahui dan tidak dilapori. Ketidaktahuan Wapres menjadi bukti bahwa transparansi menjadi persoalan serius yang harus dituntaskan dalam isu bailout ini.

Kasus Bank Century juga tidak terlepas dari isu tidak sedap mengenai dugaan keterlibatan petinggi kepolisian. Terkait dengan persoalan di Bank Century pernah muncul sebuah polemik tentang cicak versus buaya antara kepolisian dan KPK. Ini juga menjadi tanda tanya tersendiri yang harus diungkap.

Ada pula isu bahwa penyelamatan Bank Century dilakukan semata untuk menyelamatkan dana nasabah tertentu.

Masih banyak misteri yang melingkupi kasus penyelamatan Bank Century. Karena itu, audit investigasi BPK harus dilakukan dengan tuntas.

Jangan sampai ada penumpang gelap yang bermain dengan mengatasnamakan penyelamatan ekonomi nasional.

Pertanyaan yang amat mengganggu bukanlah pada alasan mengapa Bank Century harus diselamatkan. Namun, pada mengapa untuk sebuah bank kecil dengan aset yang juga kecil harus dikucurkan dana yang begitu besar? Apalagi pemilik bank itu sedang terlibat kasus pidana penggelapan uang nasabah?

Apakah semua kejahatan pidana pemilik bank harus ditanggulangi negara? Jadi, soal mengapa sudah transparan. Yang belum terang benderang adalah soal jumlah yang sangat besar.

Teori Evolusi Charles Darwin Tentang Seleksi Alam

Charles Darwin (1809-1882) memiliki nama panjang Charles Robert Darwin adalah ilmuwan asal negara Inggris yang menemukan hasil penelitian di pulau galapagos untuk menunjang teori evolusi. Charles Darwin disebut sebgai bapak evolusi karena memiliki data yang lebih lengkap untuk menguatkan teori evolusi.

Charles Darwin mengeluarkan dua buah buku yang memberikan andil yang cukup penting bagi perkembangan teori evolusi, yakni :
1. On the origin of species by means of natural selections - tahun 1859
2. The descent of man - tahun 1857

Dua inti pokok dari teori darwin :
1. Spesies yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yang berasal dari masa lampau.
2. Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections)

Pengertian dan arti definisi seleksi alam adalah seleksi yang terjadi pada individu-individu yang hidup di alam, sehingga individu yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut akan terus hidup dan beranak pinak, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam lingkungan sekitarnya akan musnah dan hilang dimakan waktu.

Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris. Kupu-kupu biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersapap gelap. Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupukupu yang bersayap cerah. Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin banyak dan mengotori pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk kupu-kupu yang bersapap gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan kupu2 bersayap gelap meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis.

Persamaan teori lamack dengan tori darwin adalah evolisi sama-sama terjadi karena pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada yang menyebabkan perubahan makhluk hidup, di mana lamarck disebabkan oleh kuantitas penggunaan organ tubuh, sedangkan darwin pada seleksi alam.

---

Gunung Krakatau

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana yang, karena letusan pada tanggal 26-27 Agustus 1883, kemudian sirna. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.

‘Radikalisme’ dan ‘Terorisme’

Harian Republika, Jumat (27/11/2005), hal. 20, memuat berita berjudul: “Depag Kaji Buku Jihad Radikal”. Dalam berita ini tertulis: “Terkait dengan rencana pelarangan buku-buku tentang jihad, menyusul munculnya aksi terorisme berkedok perjuangan suci Islam, Departemen Agama (Depag) RI, saat ini terus melakukan kajian mendalam terhadap buku-buku yang telah beredar.”

Sekjen Depag, Faisal Ismail, seperti dikutip dalam berita itu, menjelaskan, ayat-ayat yang dipakai dalam buku-buku jihad yang cenderung radikal ini, biasanya yang melegitimasi tindak kekerasan. Kata Faisal: “Inilah yang harus diberikan pencerahan kepada generasi muda sehingga mereka tidak gampang terjebak dalam radikalisme yang menyesatkan.”

Selanjutnya, Republika juga menulis: “Menyinggung pembentukan tim penanggulangan ajaran radikalisme Islam yang dibentuk Depag dan Mejelis Ulama Indonesia (MUI), Faisal mengakui jika tim yang digagas dalam pertemuan antara ulama, MUI, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ini tidak akan bersifat operasional lapangan seperti halnya tim penanggulangan lainnya.”

Dari pernyataan Sekjen Depag itu, bisa diambil kesimpulan, bahwa radikalisme Islam adalah ajaran terlarang, sehingga buku-buku yang mengandung ajaran radikal Islam, akan dilarang beredar di pasaran, dan ditarik dari peredaran.

Pernyataan Sekjen Depag itu hanyalah sebagian dari rangkaian besar gelombang penyebaran opini melalui media massa yang mengkaitkan masalah terorisme dengan radikalisme. Bahwa, terorisme yang dilakukan oleh kelompok Azahari dan kawan-kawan adalah buah dari pemahaman radikalisme Islam. Karena itu, untuk mencegah terorisme, ajaran radikalisme harus dilarang. Itulah logika yang selama ini mencoba hendak dibangun.


Masalahnya, sebagaimana dalam wacana ‘terorisme’, ‘fundamentalisme’, ‘militan’, para peneliti masalah sosial keagamaan, akan selalu terbentur pada soal ‘definisi’. Apa dan siapa yang disebut ‘radikalisme’?

Definisi ini sangat penting, agar jangan salah dalam memberikan cap, sehingga menimpakan kezaliman. Orang yang dizalimi doanya maqbul. Tidak ada hijab lagi antara dirinya dengan Allah. Jangan sampai para ulama itu salah membuat definisi dan membuat cap teroris atau radikal.

Karena itu, para ulama dan pejabat yang tergabung dalam Tim Penanggulangan Terorisme Depag saat ini memikul amanah yang sangat berat – yang nyaris impossible -- untuk membuat definisi tentang “terorisme” dan “radikalisme”.

Dalam soal terorisme, misalnya, dunia Islam masih belum sepakat dengan dunia Barat dalam merumuskan, siapa yang sebenarnya teroris: Hamas atau Israel?

Pada 11 September 2003, Harian terkemuka di Timur Tengah, Al--Syarqul Ausat, menulis, bahwa setelah dua tahun peristiwa 11 September 2001 berlalu, AS masih belum mampu mengatasi aksi terorisme.

Bahkan perluasan konsep terorisme yang dipegangnya menciptakan banyak masalah baru. "Dua tahun setelah peristiwa 11 September seharusnya AS sadar bahwa konsep terorisme yang dipegangnya tidak relevan dan harus mendengar usul dunia Arab sebab terbukti AS makin kepayahan menghadapi aksi tersebut," demikian Al-Sharqul Awsat.

Diingatkan, agar AS mendengar usul dunia Arab untuk menyepakati terlebih dahulu definisi dan maksud dari terorisme. "Usul Arab agar terlebih dahulu menentukan definisi terorisme yang disetujui dunia adalah salah satu cara untuk keluar dari perang jangka panjang dan melelahkan. Kita berharap agar kejadian di Iraq menyadarakan kelompok konservatif di Washington," demikian laporan harian terbesar Arab itu.

Yang sering terjadi, seperti disindir oleh Prof. Edward S. Herman, guru besar di Universitas Pennslyvania, dalam bukunya The Real Terror Network (1982), dunia mengutuk ‘retail violance’ (kekerasan eceran) tetapi mendiamkan ‘wholesale violance’ (kekerasan borongan) yang diusung oleh kekuatan negara, semata-mata hanya karena faktor ketidakberdayaan. Ahmad Yassin dicap sebagai teroris dan militan oleh Israel. Karena itu, ia boleh dibunuh kapan saja. Tanpa pertanggungjawaban apa-apa.

Radikalisme

Sama halnya dengan wacana ‘terorisme’, wacana ‘radikalisme’, ‘fundamentalisme’, dan ‘militan’, juga sangat rumit dalam lapangan akademis. Apalagi, makna suatu istilah juga bisa mengalami perkembangan.

Di masa penjajahan Belanda, istilah ‘radikal’ bermakna positif. Dalam disertasinya di Utrecht, Belanda, Adnan Buyung Nasution mencatat, pada tahun 1918, di Indonesia dibentuk apa yang disebut sebagai “Radicale Concentratie”, yang terdiri atas Budi Utomo, Sarekat Islam, Insulinde, dan Indische Sociaal Democratische Vereniging. Tujuannya untuk membentuk parlemen yang terdiri atas wakil-wakil yang dipilih dari kalangan rakyat.

Saat ini, tentu saja, wacana radikalisme sudah sangat berbeda dengan dulu. Apalagi jika ditambahi dengan kata ‘Islam’, menjadi ‘radikal Islam’ atau ‘Islam radikal’. Siapa yang mendapat cap itu, ,maka sudah mendapatkan stigma kejahatan. Tahun 2004, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta sudah menerbitkan hasil penelitiannya dalam bentuk sebuah buku berjudul “Gerakan Salafi Radikal di Indonesia” (Penyunting: Jamhari dan Jajang Jahroni).

Ada empat kelompok yang mendapat cap “salafi radikal” dalam buku ini, yaitu Front Pembela Islam (FPI), Laskar Jihad, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), dan Hizbuttahrir.

Dalam pengantar buku ini ditulis: “Meskipun dalam beberapa tahun terakhir Indonesia dilanda fenomena gerakan salafi radikal, tetapi ternyata, survei membuktikan, bahwa mayoritas Muslim masih setia dengan ideologi Islam yang moderat dan toleran.”

Dari kalimat tersebut bisa diambil mafhum mukhalafah, bahwa FPI, Laskar Jihad, MMI, dan Hizbuttahrir tidak moderat dan tidak toleran. Jadi, sesuai hasil penelitian UIN Jakarta itu, FPI, Laskar Jihad (sudah membubarkan diri), MMI, Hizbuttahrir,bisa jadi tinggal tunggu waktu untuk diberangus.

Yang menarik adalah kriteria ‘Islam radikal’ yang disebutkan dalam buku ini: (1) kelompok yang mempunyai keyakinan ideologis tinggi dan fanatik yang mereka perjuangkan untuk menggantikan tatanan nilai dan sistem yang sedang berlangsung; (2) dalam kegiatannya mereka seringkali menggunakan aksi-aksi yang keras, bahkan tidak menutup kemungkinan kasar terhadap kegiatan kelompok lain yang dinilai bertentangan dengan keyakinan mereka, (3) secara sosio-kultural dan sosio-religius, kelompok radikal mempunyai ikatan kelompok yang kuat dan menampilkan ciri-ciri penampilan diri dan ritual yang khas. (4) Kelompok ‘Islam radikal’ seringkali bergerak secara bergerilya, walaupun banyak juga yang bergerak secara terang-terangan.

Tentang ideologi ‘Islam radikal’, buku ini mengutip pendapat John L. Esposito (dari bukunya, Islam: The Straight Path). Pertama, mereka berpendapat bahwa Islam adalah sebuah pandangan hidup yang komprehensif dan bersifat total, sehingga Islam tidak dipisahkan dari politik, hukum, dan masyarakat.

Kedua, mereka seringkali menganggap bahwa ideologi masyarakat Barat yang sekular dan cenderung materislistis harus ditolak. Ketiga, mereka cenderung mengajak pengikutnya untuk ‘kembali kepada Islam’ sebagai sebuah usaha untuk perubahan sosial.

Keempat, karena idelogi masyarakat Barat harus ditolak, maka secara otomatis peraturan-peraturan sosial yang lahir dari tradisi Barat, juga harus ditolak. Kelima, mereka tidak
menolak modernisasi sejauh tidak bertentangan dengan standar ortodoksi keagamaan yang telah mereka anggap mapan, dan tidak merusak sesuatu yang mereka anggap sebagai kebenaran yang sudah final.

Keenam, mereka berkeyakinan, bahwa upaya-upaya Islamisasi pada masyarakat Muslim tidak akan berhasil tanpa menekankan aspek pengorganisasian ataupun pembentukan sebuah kelompok yang kuat.

Jadi, anda, organisasi anda, atau siapa pun juga, yang merasa punya kriteria idelogi semacam itu, siap-siaplah dicap sebagai ‘Islam radikal’, ‘Islam fundamentalis’, ‘Islam militan’, ‘Islam revivalis’, ‘Islam literalis’, dan sebagainya. Dengan kriteria semacam itu, PKS, MUI, DDII, PBB, Hidayatullah dan sederet organisasi Islam lainnya dengan mudah bisa dimasukkan kategori ‘Islam radikal’, karena bersikap kritis terhadap pandangan hidup Barat dan meyakini pandangan hidup dan sistem Islam sebagai solusi kehidupan umat manusia.

Dengan rumitnya perumusan definisi ‘terorisme’ dan ‘radikalisme’, sebaiknya ulama, cendekiawan, pejabat lebih berhati-hati dalam menggunakan istilah tertentu.

Jika belum paham, sebaiknya ngaji lagi dan memikirkan masalahnya dengan tenang. Soal pelarangan buku misalnya. Di Indonesia, paham komunisme sudah resmi dilarang melalui Tap MPR. MUI sudah resmi mengharamkan sekularisme. Toh, buku-buku yang mempromosikan komunisme dan sekularisme beredar bebas.

Kita sangat menyesalkan pemahaman dan aplikasi jihad yang keliru oleh sejumlah pelaku Bom Bali. Tapi, masalahnya kemudian jangan ditarik kemana-mana, tanpa batasan ilmiah yang jelas. Jika mau berburu teroris, baiknya bicara masalah terorisme saja.

Jika berburu Jamaah Islamiyah, baiknya bicara tentang Jamaah Islamiyah saja. Karena itu, mungkin ada baiknya, Tim Penanggulangan Terorisme Depag, diganti namanya menjadi ‘Tim Penanggulangan Jamaah-Islamiyah” atau ‘Tim penanggulangan Kelompok Dr. Azahari .’’

Jangan sampai para ulama yang ada di Tim itu masuk perangkap strategi global ‘perang melawan Islam’, sebagaimana dirumuskan ilmuwan ‘neo-orientalis’ Samuel P. Huntington, dalam bukunya, Who Are We? (2004).

Dalam buku ini, Huntington menempatkan satu sub-bab berjudul “Militant Islam vs. America”, yang menekankan, bahwa saat ini, Islam militan telah menggantikan posisi Uni Soviet sebagai musuh utama AS.

(This new war between militant Islam and America has many similarities to the Cold War. Muslim hostility encourages Americans to define their identity in religious and cultural terms, just as the Cold War promoted political and creedal definitions of that identity).

Upaya pemerintah melibatkan ulama dalam penanggulangan masalah terorisme merupakan hal yang baik, agar jangan sampai perang melawan terorisme diseret menjadi perang melawan Islam, yang ingin mengadu domba antar umat Islam, sehingga akan
berdampak pada pelemahan bangsa.

Para ulama dan pemerintah juga perlu menyadari, jangan sampai isu terorisme ini melenakan bangsa ini dari masalah dan akar masalah yang sebenarnya, mengapa bangsa ini terpuruk. Jangan sampai ada kesimpulan, bahwa BBM mahal, pendidikan melangit, harga-harga kian mencekik, lapangan pekerjaan kian menyempit, korupsi sulit diberantas, pemborosan harta negara terus berkelanjutan, pornografi dan narkoba masih merajalela, semua itu terjadi gara-gara ulah Dr. Azahari.

Karena itu, kita berharap dan mengimbau, sebaiknya Nordin M. Top segera menyerahkan diri kepada polisi, mempertanggungjawabkan perbuatannya, memberikan penjelasan secara terbuka, dan membuka semua cerita misteri dibalik tragedi dan drama tentang aksi-aksi bom yang terjadi. Apa motif dan tujuan sebenarnya.

Teori Kepemimpinan

Teori Timbulnya Kepemimpinan

Di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :
1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)

Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :

1. Teori Keturunan
Inti daripada teori ini, ialah :
a. Leaders are born not made.
b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.
c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.

2. Teori Kejiwaan.
a. Leaders are made and not born.
b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.
c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori Ekologis
a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.
b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.
c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
d. Teori yang mendekati kebenaran.


B. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Sifat

Di tinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir sejak nenek moyang, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia yang satu dengan dengan manusia yang lain untuk menjapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan lahir bersama – sama timbulnya peradaban manusia.

• Machiavelli
Ia terkenal tentang nasehatnya mengenai kebijaksanaan yang harus dimiliki oleh seorang Perdana Mentri, yaitu antara lain harus mempunyai keahlian dalam :
a. Upacara – upacara ritual, kebaktian keagamaan
b. Peratuaran dan perundang – undangan
c. Pemindahan dan pengangkutan
d. Pemberian honorium/pembayaran dan kepangkatan
e. Upacara – upacara dan adat kebiasaan.
f. Pemindahan pegawai untuk menhindarkan kegagalan
g. Bertani dan pekerjaan lainnya.

• Empuh Prapanca dengan bukunya yang terkenal Negara Kertagama menyebut 15 sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:
a. Wijana, sikap bijaksana
b. Mantri wira, sebagai pembela negara sejati
c. Wicaksaning naya, bijaksana dalam arti melihat masa lalu, kemampuan analisa, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
d. Matanggwan, mendapat kepercayaan yang tinggi dari yang dipimpinnya.
e. Satya bakti haprabu, setia dan bakati kepada atasan (loyalitas).
f. Wakjana, pandai berpidato dan berdiplomasi.
g. Sajjawopasama, tidak sombong, rendah hati, manusiawi.
h. Dhirrottsaha, bersifat rajin sungguh- sungguh kreatif dan penuh inisiatif.
i. Tan-lalana, bersifat gembira, periang.
j. Disyacitra, Jujur terbuka.
k. Tancatrisan, tidak egoistis.
l. Masihi Samastha Bhuwana, bersifat penyayang, cinta alam.
m. Ginong Pratidina, tekun menegakkan kebenaran.
n. Sumantri, sebagai abdi negara yang baik.
o. Ansyaken musuh, mampuh memusnakan setiap lawan.

• Ajaran Hasta Brata.
Hasta Bhrata (delapan pedoman pilihan) yang terdapat dalam kitab Ramayana berisi sifat - sifat positif sebagai pedoman bagi setiap pemimpin adalah :
a. Sifat matahari (surya) Yaitu:
- Menerangi dunia dan memberi kehidupan pada semua mahluk.
- Menjadi penerang selurah rakyat.
- Jujur dan rajin bekerja sehingga negara aman dan sentosa.
b. Sifat bulan (candra) yaitu:
- Memberi penerangan terhadap rakyat yang sedang dalam kegelapan (kesulitan)
- Menerangkan perasaan dan melindungi rakyat sehingga terasa tentram untuk menjalankan tugas masing- masing.
c. Sifat Bintang (kartika) yaitu:
- Menjadi pusat pandangan sumber susila dan budaya, dan menjadi suri tauladan
d. Sifat Awan yaitu :
- Dapat menciptakan kewibawaan
- Tindakan mendorong agar rakyat tetap taat.
e. Sifat Bumi yaitu:
- Ucapanya sederhana.
- Teguh, dan kokoh pendiriannya.
f. Sifat Samudera,yaitu:
- mempunyai pandangan yang luas
- membuat rakyat seia sekata.
g. Sifat Api (Agni) yaitu:
- Menghukum siapa saja yang bersalah tanpa pandang bulu.
h. Sifat Angin (Bayu) yaitu :
- terbuka dan tidak ragu – ragu terhadap semua masalah.
- Bersikap adil terhadap siapa pun.

• The Traits and abilities Theory yang dikemukakan oleh stogdill dengan menekan pada kwalitas individu dan terdapat relevansi yang erat antara sifat dan kepemimpinan (capacity, status, participation, responsibility,achievement).


C. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku

Dengan memusatkan pada ciri-ciri dan gaya yang dimiliki oleh setiap pemimpin yang bersangkutan, mereka yakin akan berhasil dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Sehingga gaya dan ciri-ciri tersebut akan menimbulkan berbagai tipe.

Ada beberapa tipe kepemimpinan.
1. Tipe Otoriter
Tipe ini mempunyai sifat-sifat:
a. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin
b. Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin
c. Segala tugas dan pelaksanaannya ditentukan oleh pemimpin .
d. Kurang ada partisipasi dari bawahan .
e. Tidak menerima kritik, saran dan pendapat bawahan .

2. Tipe Demokratis
a. Semua kebijaksanaan dan keputusan dilakukan sebagai hasil diskusi dan musyawarah .
b. Kebijaksanaan yang akan dating ditentukan melalui musyawarah dan diskusi.
c. Anggota kelompok, bebas bekerjasama dengan anggota yang lain, dan berbagai tugas diserahkan kepada kelompok .
d. Kritik dan pujian bersifat objektif dan berdasarkan fakta-fakta .
e. Pemimpin ikut berpartisipasi dalam kegiatan sebagai anggota biasa .
f. Mengutamakan kerjasama .

3. Tipe Semuanya
a. Kebebasan diberikan sepenuhnya kepada kelompok atau perseorangan di dalam pengambilan kebijaksanaan maupun keputusan .
b. Pemimpin tidak terlibat dalam musyawarah kerja .
c. Kerjasama antara anggota tanpa campur tangan pemimpin .
d. Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur kegiatan pemimpin .
Di samping ketiga gaya kepemimpinan diatas Sondang P.Siagian, MPA.,Ph.D. mengemukakan tipe pemimpin yang lain, ialah:

4. Tipe Militeristis
a. Lebih sering mempergunakan perintah terhadap bawahan .
b. Perintah terhadap bawahan sangat tergantung pada pangkat dan jabatan .
c. Menyenangi hal-hal yang bersifat formal .
d. Sukar menerima kritik .
e. Menggemari berbagai upacara .

5. Tipe Paternalistik
a. Bersikap melindungi bawahan .
b. Bawahan dianggap manusia yang belum dewasa .
c. Jarang ada kesempatan pada bawahan untuk mengambil inisiatif .
d. Bersikap maha tahu .

6. Tipe Karismatis
a. Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karenanya mempunyai pengikut yang besar .
b. Daya tarik yang besar tersebut kemungkinan disebabkan adanya kekuatan gaib (supernature) .

Disamping teori yang telah dikemukakan diatas, ada teori lain yang Dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam artikelnya yang berjudul “What Kind of Manager”.
Ada tiga pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan watak atau tipe seorang pemimpin. Ketiga pola dasar tersebut :
1. Berorientasi tugas (task orientation).
2. Berorientasi pada hubungan kerja (Relationship orientation).
3. Berorientasi pada hasil (effectiveness orientation).

Berdasarkan sedikit banyaknya orientasi atau penekanan ketiga hal diatas pada diri seorang pemimpin akan dapat ditentukan delapan tipe pemimpin masing-masing ialah:
1. Deserter
2. Bureaucrat
3. Missionary
4. Developer
5. Autocrat
6. Benevolent autocrat
7. Compromiser
8. Executive

Teori Komunikasi Klasik: Teori Informasi

Studi komunikasi dewasa ini telah banyak melahirkan berbagai macam teori yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Ada banyak teori tentang komunikasi. Berdasarkan kurun waktu dan pemahaman atas makna komunikasi, teori komunikasi semakin hari berkembang seiring berkembangnya teknologi informasi yang memakai komunikasi sebagai fokus kajiannya.
Teori komunikasi kontemporer yang merupakan perkembangan dari teori komunikasi klasik melihat fenomena komunikasi tidak fragmatis. Artinya, komunikasi dipandang sebagai sesuatu yang kompleks-tidak sesederhana yang dipahami dalam teori komunikasi klasik.
Pendekatan dalam memahami komunikasi pun tidak hanya mengacu pada teori semata, tetapi juga memperhitungkan mazhab dan model apa yang dipakai. Mazhab yang dipakai antara lain mazhab proses dan semiotika. Namun, dalam paper ini saya tidak membahas teori kontemporer yang dianggap ‘pahlwan revolusioner’, tetapi saya mengajak anda untuk mengkaji lebih detail tentang salah satu teori komunikasi klasik yang dicetuskan oleh Shannon dan Weaver, yaitu teori matematis atau teori informasi yang berkembang setelah perang dunia II . Teori yang termasuk ke dalam tradisi sibernetik ini mengkaji bagaimana mengirim sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran yang ada.
Tentunya teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan jika dibandingkan dengan teori-teori lainnya. Apakah teori ini masih relevan atau justru sudah tidak dapat disentuh sama sekali. Namun, kita tidak bisa menafikkan kontribusi Shannon dan Weaver dalam memberikan inspirasi ahli-ahli komunikasi berikutnya yang terus mengembangkan teorinya seperti Gerbner, Newcomb, Westley dan MacLean, dan lain-lain.

Teori Informasi atau Matematis

1. Konteks Sejarah

Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi.
Karya Shannon dan Weaver ini kemudian banyak berkembang setelah Perang Dunia II di Bell Telephone Laboratories di Amerika Serikat mengingat Shannon sendiri adalah insiyiur di sana yang berkepentingan atas penyampaian pesan yang cermat melalui telepon. Kemudian Weaver mengembangkan konsep Shannon ini untuk diterapkan pada semua bentuk komunikasi. Titik kajian utamanya adalah bagaimana menentukan cara di mana saluran (channel) komunikasi digunakan secara sangat efisien. Menurut mereka, saluran utama dalam komunikasi yang dimaksud adalah kabel telepon dan gelombang radio.
Latar belakang keahlian teknik dan matematik Shannon dan Weaver ini tampak dalam penekanan mereka. Misalnya, dalam suatu sistem telepon, faktor yang terpenting dalam keberhasilan komunikasi adalah bukan pada pesan atau makna yang disampaikan-seperti pada mazhab semiotika, tetapi lebih pada berapa jumlah sinyal yang diterima dam proses transmisi.

Penjelasan Teori Informasi Secara Epistemologi, Ontologi, dan Aksiologi

Teori informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmitter, receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi.

Sinyal Sinyal yang diterima
(Model Komunikasi Shannon dan Weaver)

Jika dianalogikan dengan pesawat telepon, salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus listrik di dalamnya, dan transmitter dan penerimanya adalah pesawat telepon. Dalam percakapan, mulut adalah transmitternya, sedangkan gelombang suara yang ke luar melalui saluran udara adalah sinyalnya, dan telinga adalah penerimanya.
Shannon dan Weaver membuat model komunikasi yang dilihat sebagai proses linear yang sangat sederhana. Karakteristik kesederhanaanya ini menonjol dengan jelas. Mereka menyoroti masalah-masalah komunikasi (penyampaian pesan) berdasarkan tingkat kecermatannya.
Sebagaimana yang dipakai dalam teori komunikasi informasi atau matematis, konsep tidak mengacu pada makna, akan tetapi hanya memfokuskan titik perhatiannya pada banyaknya stimulus atau sinyal.
Konsep dasar dalam teori ini adalah entropi dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif). Di mana entropi akan sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi.

Entropi

Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information). Sebagai contoh ada pada penderita penyakit Aids. Pengidap Aids atau yang lebih sering disebut OHIDA tidak dapat dipastikan usianya atau kapan ia akan dijemput maut. Ada yang sampai delapan tahun, sepuluh tahun, bahkan sampai dua puluh tahun, masih bisa menjalani hidup sebagaimana orang yang sehat. Hal ini dikarenakan ajal atau kematian adalah sebuah sistem organisasi yang kemungkinannya sangat tidak dapat dipastikan.
Dengan kata lain, semakin besar entropi, semakin kecil kemungkinan-kemungkinannya (prediktabilitas). Informasi adalah sebuah ukuran ketidakpastian, atau entropi, dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian, semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi. Ketika sebuah situasi atau keadaan secara lengkap dapat dipastikan kemungkinannya atau dapat diprediksikan-highly predictable, maka informasi tidak ada sama sekali. Kondisi inilah yang disebut dengan negentropy.

Redundansi

Konsep kedua yang merupakan kebalikan dari entropi adalah redundansi. Redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information). Fungsi dari redundan dalam komunikasi menurut Shannon dan Weaver ada dua, yaitu yang berkaitan dengan masalah teknis dan yang berkaitan dengan perluasan konsep redundan itu sendiri ke dalam dimensi sosial.
Fungsi redundansi apabila dikaitkan dengan masalah teknis, ia dapat membantu untuk mengatasi masalah komunikasi praktis. Masalah ini berhubungan dengan akurasi dan kesalahan, dengan saluran dan gangguan, dengan sifat pesan, atau dengan khalayak.
Kekurangan-kekurangan dari saluran (channel) yang mengalami gangguan (noisy channel) juga dapat diatasi oleh bantuan redundansi. Misalnya ketika kita berkomunikasi melalui pesawat telepon dan mengalami gangguan, mungkin sinyal yang lemah, maka kita akan mengeja huruf dengan ejaan yang telah banyak diketahui umum, seperti charlie untuk C, alpa untuk huruf A, dan seterusnya. Contoh lain, apabila kita ingin mengiklankan produk kita kepada masyarakat konsumen baik melalui media cetak (koran, majalah, atau tabloid) ataupun elektronik (radio dan televisi), maka redundansi berperan pada penciptaan pesan (iklan) yang dapat menarik perhatian, sangat simpel, sederhana, berulang-ulang dan mudah untuk diprediksikan (predictable).
Selain masalah gangguan, redundansi juga membantu mengatasi masalah dalam pentransmisian pesan entropik dalam proses komunikasi. Pesan yang tidak diinginkan atau tidak diharapkan, lebih baik disampaikan lebih dari satu kali, dengan berbagai cara yang sekreatif mungkin.
Fungsi kreatif redundansi ini juga bila dikaitkan dengan khalayak, akan sangat membantu sekali pada masalah jumlah dan gangguan pesan di dalamnya. Jika pesan yang ingin disampaikan tertuju pada khalayak yang besar dan heterogen, maka pesan tersebut harus memiliki tingkat redundansi yang tinggi, sehingga pesan yang disampaikan akan berhasil dan mudah dicerna. Sebaliknya, jika khalayak berada pada jumlah yang kecil, spesialis, dan homogen, maka pesan yang akan disampaikan akan lebih entropik.
Contoh dari fungsi redundansi di atas misalnya pada pemaknaan seni populer (popular art) yang lebih redundan dari pada seni bercita rasa tinggi (highbrow art). Hal ini dikarenakan seni populer lebih mudah untuk dicerna dan dipahami oleh banyak khalayak dari pada seni bercita rasa tinggi di mana khalayak yang mengerti hanya beberapa golongan elit saja.
Selain masalah di atas, konsep redundansi juga bisa diperluas hubungannya dengan konvensi dan hubungan realitas sosial masyarakat.

Redundansi dan Konvensi
Konvensi adalah menyusun suatu pesan dengan pola-pola yang sama. Pengertian sederhananya dapat dipahami sebagai bentuk baku yang telah umum diterima sebagai pedoman. Sebagai contoh, dalam karya sastra lama ada yang disebut dengan pantun. Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra lama (klasik) yang memiliki karakteristik tersendiri. Cirinya antara lain berpola AB AB, artinya bunyi huruf terakhir dari dua baris terakhir pasti sama dengan bunyi dua huruf terakhir dua baris pertama. Contoh:

Jalan-jalan ke sawah Lunto
Keliling jalan Batu Sangkar
Tegaklah tikus berpidato
Kucing mendengar habis bertengkar

Pada contoh pantun di atas, kita setidaknya dapat meramalkan bahwa baris ketiga dan keempat pasti memiliki bunyi yang sama dengan baris pertama dan kedua, walaupun kita belum mengetahui isi dan maknanya. Hal ini dikarenakan pantun menekankan pengulangan dan pola-pola yang bisa diramalkan. Sehingga ini bisa meningkatkan redundansi dan menurunkan entropi.
Ketika berbicara masalah entropi dan redundansi pada masalah karya seni , kita mengetahui bahwa karya seni bukan merupakan hal yang statis dan kaku. Ia akan terus berubah dan bersifat dinamis seiring perkembangan nilai dan corak hidup masyarakat. Karya seni ada kalanya akan bersifat ‘nakal’ atau ‘nyeleneh’ dan melanggar konvensi-konvensi yang ada, sehingga menjadi entropik bagi khalayak yang ada di dekatnya. Namun, ia juga akan berusaha mengikis imej itu secara perlahan dengan membangun sendiri konvensi-konvensi baru yang awalnya hanya ada pada khalayak yang jumlahnya terbatas. Maka dengan sendirinya karya seni tadi akan diterima dan dipelajari secara luas, sehingga dapat meningkatkan redundansinya. Sebagai contoh, seni lukis tubuh (body paint) yang dahulu dianggap tabu sekarang dianggap sebagai hal yang biasa dan mempunyai nilai seni.

Teori informasi yang dikemukakan Shannon dan Weaver ini banyak menuai kritik . Salah satunya adalah ia tidak mnjelaskan konsep umpan balik (feedback) dalam model teorinya. Padahal dalam konsep analogi pesawat telepon yang ia kemukakan, konsep umpan balik sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Hal ini dikarenakan teori yang ia kaji hanya melihat komunikasi sebagai fenomena linear satu arah.
Teori informasi (matematis) yang ia kaji hanya melihat komunikasi dari faktor komunikator yang dominan. Padahal penerima sebagai komunikan pun adalah bagian dari proses komunikasi yang akan terlibat jika konsep umpan balik ia masukkan. Selain itu umpan balik juga justru bisa memberitahukan kegagalan dalam komunikasi. Sebagai contoh, ketika seseorang menelpon dan yang ditelepon tidak melakukan reaksi apapun, atau mungkin sinyal di udara lemah, maka reaksi diam penerima sebenarnya adalah umpan balik bagi sumber atau penelpon.
Selain konsep umpan balik yang tidak diusung dalam teori informasi, sebenarnya, Shannon dan weaver juga tidak mengkaji detil tentang peranan medium (media) dalam teorinya. Ia hanya terfokus pada fungsi saluran atau transmitter. Padahal konsep medium tidak dapat dipisahkan dari konsep transmisi yang ia usung sebelumnya.
Secara garis besar, jika dibandingkan dengan teori kontemporer, misalnya, interaksionisme simbolik, model teori Shannon dan Weaver ini terlalu sederhana. Padahal komunikasi terdiri dari banyak aspek seperti yang dikatakan Schramm sebagai area studi Multidisipliner. Ia akan selalu berkaitan dengan ilmu sosial, psikologi, kejiwaan, teknologi, bahkan perang.

Polusi Udara Jakarta

Tanggal 31 Mei yang lalu ditetapkan sebagai hari tanpa rokok sedunia (World No Tobacco Day). Indonesia tidak turut ketinggalan ikut serta merayakan hari ini untuk membantu mengingatkan masyarakat akan bahaya merokok dan juga untuk mengurangi polusi udara dari asap rokoki. Kebetulan pada hari yang sama saya mendarat di bandara Soekarno-Hatta, Banten. Perjalanan yang saya lakukan kali ini dalam rangka berlibur, sekaligus mampir di Jepang bertemu rekan-rekan pengelola situs Kimia Indonesia. Karena pesawat Japan Airlines yang saya tumpangi mendarat sore hari, dari jendela pesawat saya dapat mengamati skyline ibukota di daerah sekitar bandara.

Dari dalam pesawat dapat saya saksikan gumpulan asap coklat yang tebal mengambang di atas kota. Ternyata berbagai macam polutan udara mulai dari asap rokok, asap kendaraan bermotor, asap bakaran sampah, asap-asap pabrik, dan lain-lain yang dikeluarkan secara terus-menerus selama bertahun-tahun telah membuahkan bukan saja pemandangan tak sedap, tapi juga dampak yang buruk. Saya yang tidak tinggal dan jarang mengunjungi ibukota, merasakan dengan jelas dampak polusi ini. Di dalam kota, ketika saya menengadahkan kepala menatap ke atas, terlihat langit Jakarta yang kecokelat-cokelatan dan suhu udara yang panasnya bukan main (efek rumah kaca). Dan ketika saya jogging keesokan paginya, nafas saya sempat sesak. Ditambah lagi saya jadi sering pilek dan bersin-bersin. Hal yang lazimnya tidak saya alami di kota kediaman tempat saya tinggal di AS.

Ternyata pengalaman saya bukan merupakan sesuatu yang aneh. Kolom popular Muda harian Kompas tanggal 4 Juni menurunkan artikel mengenai polusi Jakarta dengan judul “Gawat, Kita Dikepung Polusi”ii. Penulis artikel menulis, “orang yang hidup di kota besar kebanyakan menderita gangguan pernapasan, yang baru disadari setelah menjalar ke radang tenggorokan dan paru-paru.” Mungkin karena saya tidak terbiasa dengan udara Jakarta, gangguan pernapasan ini langsung dapat saya rasakan ketika baru sampai di sana.

Lain Jakarta, lain halnya kota New York. Kota metropolis dunia ini saya yakin menghasilkan polusi udara yang sama bahkan mungkin lebih banyak dari Jakarta. Tetapi selain memiliki paru-paru kota berupa taman umum Central Park yang luasnya sekitar 3,4 juta m2 ini, banyak usaha lainnya yang telah dilakukan untuk mengurangi polusi udara di kota New York. Di antaranya adalah larangan merokok di dalam berbagai tempat umum seperti restoran, pub, gedung-gedung perkantoran, hotel, dan sebagainya (baca artikel Bahaya Asap Rokok - Red). Keadaan cuaca dan letak geografis sebuah kota juga sangat menentukan. Kota New York yang karena letak geografisnya mengalami empat musim, memiliki musim dingin di mana udara dingin ketika musim gugur dan musim salju tiba menghalau kabut tebal polusi ini ke atas. Sedangkan di Jakarta yang tropis, asap polusi ini mengambang dan terus menumpuk di udara tidak jauh dari tanah, pemandangan yang saya lihat dari pesawat ketika akan mendarat.

Sadar akan bahaya polusi udara yang tinggi, pemerintah AS juga telah mengeluarkan Undang-undang Udara Bersih (Clean Air Act) pada tahun 1990iii. UU yang tebalnya 800 halaman ini sebenarnya telah dikeluarkan sejak tahun 1970, tapi banyak amandemen baru yang dimasukkan di UU tahun 1990.

Dampak buruk polusi udara ini sangat banyak. Satu di antaranya adalah hujan asam (acid rain). Amendemen tahun 1990 UU Udara Bersih AS menargetkan pengurangan emisi sulfur dioksida dan nitrogen dioksida sampai 50 persen. Hujan asam terbentuk ketika kedua senyawa kimia tersebut bereaksi dengan oksigen, air, dan senyawa-senyawa lainnya di awan untuk membentuk solusi asam sulfur dan asam nitrik yang lemah. Sebenarnya senyawa-senyawa kimia ini juga terdapat secara alami (letusan gunung merapi dan kebakaran hutan mengeluarkan sulfur dioksida), tetapi proses alami ini hanya menghasilkan sedikit hujan asam. Air hujan biasa memiliki tingkat keasaman pH sekitar 5.6, tetapi pH air hujan asam bisa serendah 4.3 (ingat jika memakai skala pH, senyawa yang memiliki pH 4 memiliki tingkat keasaman 10 kali lebih asam ketimbang yang memiliki pH 5)iv. Mineral-mineral seperti kalsium dan magnesium sebenarnya dapat menetralkan asam-asam di tanah. Tapi sejalan dengan waktu dan erosi, banyak tanah yang kandungan mineral-mineral pentingnya berkurang.

Hujan asam dapat meningkatkan tingkat keasaman sungai dan danau yang mengakibatkan matinya ikan-ikan dan penghuni habitat kedua tempat tersebut. Hujan asam juga dapat merusak bangunan dan properti lainnya, menodainya menjadi hitam. Hal ini kentara jika kita melihat gedung-gedung di Jakarta yang bagian atasnya kehitam-hitaman. Hujan asam juga terbukti memberikan efek buruk kepada kesehatan. Udara yang terkena siraman hujan asam telah dihubungkan dengan problema pernapasan dan paru-paru pada anak-anak dan orang-orang yang menderita asma.

Perlu kemauan keras pemerintah (yang tertuang dalam sebuah UU) dan perangkat pelaksananya untuk mengurangi tingkat polusi. Tidak ketinggalan juga partisipasi kita sebagai masyarakat. Artikel Muda yang disebut di atas memiliki 21 tips untuk mengurangi polusi. Hal-hal yang dapat kita lakukan sehari-hari:

  1. Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda, kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman-teman (car pooling).
  2. Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak mengotori udara.
  3. Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.
  4. Mematuhi batas kecepatan dan jangan membawa beban terlalu berat di mobil agar pemakaian bensin lebih efektif.
  5. Meminimalkan penggunaan bahan kimia.
  6. Membeli bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).
  7. Memilih produk yang ramah lingkungan. Misalnya parfum non-CFC.
  8. Memakai plastik berulang kali. Sampah plastik sulit diurai dan kalau dibakar menimbulkan zat beracun.
  9. Tidak merokok.
  10. Memilah antara sampah basah dan sampah kering dan menyediakan tempat untuk keduanya.
  11. Memfotokopi secara bolak-balik atau memakai kertas yang sisinya masih kosong. Menghemat kertas berarti mengurangi penggundulan hutan. Bumi yang hijau dapat menyerap polusi lingkungan lebih baik.
  12. Menggunakan lampu dengan kapasitas yang tepat.
  13. Bila kita menggunakan kamar kecil, jangan lupa mematikan air setelah kita pakai. Ingat, semakin banyak air terbuang percuma berarti kita turut memboroskan sumber daya alam.
  14. Menghiasi rumah dan lingkungan dengan tanaman asli.
  15. Kalau toilet menggunakan pengharum ruangan, pilih yang tidak mengandung aerosol.
  16. Jangan membuang sampah sembarangan, terutama di sungai, selokan dan laut.
  17. Menggunakan lebih banyak barang-barang yang terbuat dari kaca/keramik, bukan plastik atau styrofoam.
  18. Sebisa mungkin menghindari menggunakan barang/produk dengan kemasan kecil (sachet) karena akan menambah jumlah sampah.
  19. Membiasakan menggosok gigi dengan menggunakan gelas, bukan menyalakan keran terus-menerus. Jangan sia-siakan air bersih.
  20. Sebisa mungkin menggunakan lap atau sapu tangan untuk menggantikan tisu yang terbuat dari kertas.
  21. Mengurangi belanja yang tidak perlu agar tidak menimbulkan sampah di kemudian hari.

Purgatory

Beberapa bulan yang lalu saya dapet lagu Purgatory dari adik saya yang kebetulan juga suka nge-band. Pertama denger rasanya kuping mo “pecah”. Geraman MadMor sang vokalis benar2 susah dipahami isinya. Karena penasaran dengan liriknya, saya segera gooling. Akhirnya nemu beberapa situs ini:

http://purgatorymogsaw.multiply.com/
http://www.purgatory1.org/

Nggak nyangka, ternyata dibalik penampilan personilnya yang seram ternyata lirik-lirik Purgatory cukup religius. Purgatory benar-benar berbeda dengan band-band metal lain yang cenderung “memuja” dunia kegelapan.

Lagu favorit saya saat ini adalah Hypocrite (Accoustic Version) . Isinya benar-benar “menyentuh”. Berikut cuplikan liriknya:


Tuhan jangan biarkan aku jatuh jauh kelembah nista yang semakin dalam
Jangan biarkan aku terkurung dalam kehinaan dan kemunafikan
Aku hina dan kotor serta tak pantas masuk kedalam surga Mu
Ku juga lemah dan tak tahan akan panasnya api neraka Mu

Kalau nggak salah itu adalah salah satu doa dari sufi wanita Robiah al Adawiyah. (Eh, bener nggak ya?)

Lagu lain yang saya kira cukup “menyentuh”

Bridge

Bridge atau contract bridge adalah permainan kartu yang mengandalkan baik kemampuan bermain maupun keuntungan.

Empat pemain berpasangan dan duduk berhadap-hadapan. Permainan ini terdiri dari lelang diikuti oleh permainan kartu. Peraturan-peraturannya cukup ringkas dan mirip dengan permainan kartu lainnya. Lelang berakhir dengan sebuah kontrak kecuali bila kartu di tangan dilewati. Sebuah kontrak adalah pernyataan oleh salah satu partner bahwa pihak mereka akan mengambil sejumlah (atau lebih) trik. Lelang ini menentukan pihak yang menyatakan, the strain of trump dan lokasi pemimpin untuk kartu di tangan.

Turnamen bridge biasanya diatur untuk memaksimalkan penggunaan kecakapan satu tim dan meminimalkan pengaruh keberuntungan. Bridge telah dibandingkan dengan catur dalam pengertian bahwa harus digunakan akal sehat.

Kasus Korupsi Para Kepala Daerah

Kasus korupsi telah lama ditemukan di pemerintahan tiap daerah bahkan di tiap negara baik negara berkembang maupun negara maju sekalipun. Tak terkecuali di daerah di Indonesia. Akhir-akhir ini mulai marak diberitakan mengenai penangkapan atau setidaknya usaha penangkapan para kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi. Diantaranya adalah mantan Bupati Rokan Hulu, Pekanbaru dan mantan Bupati Jember.

Mantan Bupati Rokan Hulu, Ramlan Zas dan juga mantan Sekretaris Daerah Rokan Hulu Syarifuddin Nasution divonis Pengadilan Negeri (PN) Pasir Pangarayan. Masing-masing dijatuhi hukuman 3 tahun penjara karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Kedua terdakwa kasus korupsi dana tak terduga APBD Rokan Hulu 2003 sebesar Rp. 3,5 miliar tersebut divonis dalam dua sidang yang berbeda.

Vonis ini lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Dalam sidang sebelumnya, JPU menuntut Ramlan dengan hukuman penjara selama 5 tahun. Ramlan tentunya tidak puas dengan keputusan hakim. Beliau dengan tim pengacaranya yang terdiri dari 6 orang itu langsung menyatakan keberatan dan mengajukan banding.

Selain itu, PN Pasir Pangarayan juga menjatuhkan vonis selama 3 tahun hukuman penjara dan denda sebanyak Rp. 75 juta untuk terdakwa Syarifuddin Nasution. Syarifuddin adalah mantan sekretaris daerah Rokan Hulu. Beliau dinilai terlibat langsung dalam penyalahgunaan dana APBD tersebut.

Selama sidang berlangsung, tidak terjadi keributan dan aparat keamanan menjaga ketat area sekitar PN Pasir Pangarayan.

Sementara itu, di daerah lain yakni di Jember, mantan Bupati Jember, Samsul Hadi Siswoyo divonis 6 tahun penjara karena dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana korupsi dengan kerugian negara sebesar Rp. 19 miliar. Samsul diadili dalam kasus korupsi APBD Jember 2004. Menurut JPU, ada sejumlah uang negara yang disebutkan sebagai pinjaman, tetapi kemudian dialihkan ke rekening pribadi Samsul. Beliau juga dikenai denda sebanyak Rp. 100 juta, serta harus membayar uang pengganti sebesar Rp. 9,8 miliar.

Putusan majelis hakim itu separuh dari tuntutan JPU yang meminta Samsul dihukum selama 12 tahun penjara.

Dari jumlah kerugian yang tercantum dalam dakwaan terdapat dana sekitar Rp. 18 miliar yang hilang dari kas Pemerintah Kabupaten Jember. Jumlah tersebut terdiri dari akumulasi selisih kas daerah sampai tahun 2004 sebesar Rp. 7,95 miliar dan selisih kas daerah tahun 2005 sebesar Rp. 10,05 miliar.

Serupa dengan Ramlan Zas, Samsul pun menyatakan keinginannya untuk naik banding atas hukuman yang dijatuhkan padanya.

Perkara Aceh Merdeka, Tak Ada Cerita Lagi

APAKAH Aceh lantas akan memisahkan diri dari NKRI dengan peta baru politik di Serambi Mekkah ini? Soalnya, di eksekutif pun kini dari gubernur, walikota dan bupati sudah dikuasai mereka. Untuk mengetahui seputar masalah ini Suparta atas permintaan LIRA NEWS mewawancarai Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA), Ibrahim Bin Syamsuddin KBS, 22 April lalu, sebelum ia menggal. KPA adalah wadah para pimpinan dan anggota eks GAM. Berikut petikannya.

Kemenangan PA konon tak terlepas dari isu yang sengaja dikembangkan sejumlah kader bahwa kalau partai ini menang maka Aceh bakal merdeka. Benarkah demikian?

Itu klaim sepihak, klaim orang bodoh. sebelum lahir Partai Aceh pun sudah banyak yang menyudutkan kami dengan cara tidak terhormat, seperti menuduh memperjuangkan Merdekalah, Referendumlah jika kami menang. Hal itu dilakukan oleh kelompok ultranasionalisme yang tidak tahu letak yang benar dan salah.

Padahal sudah jelas sekali PA menyatakan diri berada dalam NKRI. PA berbendera merah putih, dan PA juga bersimbulkan kebesaran-kebesaran Indonesia, jadi perkara Merdeka tidak cerita lagi sudah close the door dan tidak ada lagi dalam kamus KPA atau PA.

Dulu ketika kami minta merdeka pemerintah tidak membenarkan, dan sekarang ketika GAM sudah turun gunung dan telah mengikrarkan diri dengan menandatangani MoU Helsinki, sekarang PA berada penuh di bawah NKRI, jadi kembali saya tegaskan perkara merdeka tidak ada lagi dalam mimpi kami.

SDM PA yang duduk di legislatif mendapat sorotan karena kwalitasnya dianggap lebih rendah dibanding wakil rakyat sebelumnya. Komentar Anda?

Hal itu bukan satu masalah. PA tahu dan sadar diri, bahwa kita masih kurang dalam ilmu legislasi, dan yang paling penting kita akan meng-up-grade mereka yang akan duduk di kursi parlemen. Saya telah menekankan ke pengurus partai sebelum mereka duduk di kursi parlemen. Caleg-caleg diwajibkan ikut kursus ilmu-ilmu yang terkait dengan legislasi dan berbau pemerintah.

Dan selama ini sudah ada NGO yang menawarkan jasanya untuk memberikan ilmu tersebut. Kita akui kita masih belum kompleks dalam ilmu itu. PA tidak boleh menyerah untuk terus belajar.

Kita juga tahu tidak semua orang begitu duduk di legislatif tahu peraturan dan undang-undang. Selain itu banyak caleg dari kami juga berasal dari akademisi. Jadi tidak perlu ragu tentang kemampuan kami.

Setelah mayoritas di DPRA, sementara eksekutif juga dikomandoi tokoh eks GAM apa agenda akhir untuk Aceh?

Kita punya tujuan yang sama yaitu mensejahterakan rakyat Aceh. Sebenarnya ini bukan keinginan hari ini, tapi keinginan dari puluhan tahun lalu. Bagaimana kita mengubah nasib orang Aceh untuk lebih maju, bagaimana orang Aceh tidak menjadi pengutip sampah di negerinya sendiri.

Kita tidak mau Aceh seperti negara-negara Afrika yang kaya emas, kemudian penduduknya menjadi buruh di negaranya sendiri. Dan tanggungjawab ini tidak mutlak kepada legislatif dan eksekutif semata, tapi tanggungjawab kita bersama sebagai masyarakat Aceh, untuk bahu membahu membangun.

Apa yang kita lihat sekarang di Aceh, Anggaran triliunan, tapi hampir tak tersentuh masyarakat kecil. Kita akan memperjuangkan itu, terutama membangun infrastruktur di pedesaan.

Apa saja kira-kira qanun dan peraturan lain yang bakal diperjuangkan untuk ditetapkan di Bumi Aceh, pasca kemenangan PA?

Sampai saat ini ada 70 Qanun lebih belum dikerjakan, seperti Qanun Wali Nanggroe, kanun 7030. Soal yang mana menjadi prioritas kami, akan kita lihat kemudian, saya tidak mau komentar lebih jauh tentang ini, yang jelas kerja DPRA ke depan sangat berat dan melelahkan.

Apalagi nanti akan timbul fitnah dan kritikan yang tajam yang diarahkan ke kita oleh kelompok ultranasionalis.

Jadi DPRA ke depan juga tidak hanya memperjuangkan qanun saja, tapi memperjuangkan satu sistem pemerintahan yang komplit menyangkut soal Aceh, seperti yang diamanahkan MoU Helsinki dan Undang-undang Pemerintah Aceh. Ini yang harus digaris bawahi.

Bagaimana mekanisme koordinasi antara KPA, PA dan anggota legislatif dari PA di parlemen?

Ini bukan satu hal yang luar biasa. Mereka masih dalam satu induk. Jadi KPA yang di luar tidak ada urusan dengan PA di dalam parlemen, masing-masing punya tugas untuk menjaga lingkarnya sendiri.

PA menjaga kebesaran partai, KPA menjaga keharmonisan anggotanya terutama mantan kombatan, sedangkan legislatif tetap memperjuangkan apa yang menjadi tanggung jawabnya kepada publik. Itu semua tetap saling koordinasi, karena mereka masih bernaung dalam satu wadah yang sama.

PA sampai sekarang belum melakukan koalisi dengan partai nasional. Kira-kira partai apa yang akan diajak berkoalisi. Lalu, visi dan misi partai apa yang kira-kira dianggap mendekati dengan PA.

Untuk sementara belum. Cepat-cepat berkoalisi itu ketika kita tahu akan kalah. Ini trik main. Jadi sekarang PA ada di atas, memang untuk pusat kita butuh wakil untuk menyampaikan aspirasi kita.

Hanya saja, kita lihat dulu sampai adanya penetapan yang di lakukan KIP, kalau kemudian kita membutuhkan koalisi itu akan kita atur langkah kemudian, benar untuk pusat kita butuh wakil tapi itu akan kita komunikasikan ke depan.

Menjelang Pemilu 2009, Tengku Hasan Tiro berada di Malaysia, tapi tidak ke Aceh. Apa pesan yang disampaikan kepada KPA?

Pesan yang luar biasa yang Wali disampaikan ke kita, intinya beliau meminta kami untuk menghormati MoU yang telah di sepakati bersama, menjaga perdamaian yang telah ada, karena perdamaian didapatkan dengan jalan berliku dan perjuangan yang melelahkan.

Adakah Tengku Hasan Tiro membahas sesuatu yang penting mengenai Aceh ke depan dengan rekan-rekan di KPA?

Kedatangan wali ke Malaysia tidak ada sangkut pautnya dengan politik. Kedatangannya khusus seremonial dengan keluarga di Kuala Lumpur, tidak berurusan dengan GAM atau KPA, atau kampanye seperti gosip-gosip liar yang selama ini kita dengar, seperti memberi kampanye kepada PA memberi ini, memberi itu. Jadi kedatangan Wali ke Malaysia hanya kerinduannya kepada saudaranya.

Sekadar minta penegasan, apakah perjuangan lewat jalur politik ini tetap akan menuju Aceh yang mandiri, terpisah dari Indonesia?

Untuk format terpisah bukan masanya lagi untuk dibincangkan, dan kami tetap komit dengan perjanjian. Sekarang kita berada di antara dua dunia, jalur kekerasan dan jalur politik. Kita telah dan sedang menempuh kedua itu, bahkan untuk jalur kekerasan sudah kita lewati. Jalur diplomasi ini akan kita teruskan, kalau kita kembali berpikir ke belakang kita akan terus jalan di tempat, Aceh tidak akan berkembang.

Saya pribadi tidak ingin kembali ke masa lalu itu, yang rakyat Aceh butuhkan sekarang kemakmuran, ketenteraman, dan kita tidak ingin mengorbankan keinginan Rakyat untuk kepentingan kita.

Manajemen Waktu

Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan efisien tidak lain mengandung dua makna,yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan waktu yang ada. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan input.
Tampak dan dirasakan seperti membuang-buang waktu dengan mengikuti fungsi manajemen dalam mengelola waktu. Merencanakan terlebih dahulu penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan melainkan memberikan pedoman dan arah bahkan pengawasan terhadap waktu. Dari tinjauan secara komprehensif pekerjaan yang hendak dikerjakan dan rumusan tertulis sebuah rencana dapat diketahui prioritas hubungan antar aktifitas yang akan dikerjakan sendiri serta didelegasikan. Jebakan yang sering muncul disini adalah rasa percaya diri dapat cepat bila dikerjakan sendiri dimana itu perasaan yang kurang tepat. Setelah pengorganisasian terjadi maka penggerakan pun dilakukan yang mencakup pelaksanaan sendiri dan pemberian motivasi kepada pemegang delegasi. Satu hal yang penting ialah komitmen kuat untuk konsisten pada rencana dan mengeliminasi gangguan-gangguan termasuk permintaan bantuian dari atasan maupun bawahan dengan cara berani mengatakan “TIDAK”. Akhirnya setelah selesai tuntas pekerjaan dilakukan pengawasan berdasarkan rencana, yang tidak lupa memberikan reward terhadap keberhasilan. Dalam situasi waktu sesuai rencana belum habis sedangkan pekerjaan telah tuntas seyogyanya dipergunakan untuk menambah kuantitas, merencanakan pekerjaan selanjutnya dan atau investasi waktu. Pendek kata, kualitas manajamen waktu berpedoman kepada empat indikator,yaitu: tetap merencanakan, tetap mengorganisasikan, tetap menggerakkan, dan tetap melakukan pengawasan. Empat prinsip tersebut, applikabel dalam semua pekerjaan. Variasi terjadi dalam kerumitan dan kecepatan setiap tahap dilakukan. Perencaaan jangka panjang jelas lebih rumit dan relatif lama dari perencanaan jangka pendek, bahkan karena begitu pendeknya dimungkinkan perencanaan begitu singkat yang berlangsung dalam hitungan detik

Teori Kepemimpinan

Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sekarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.

Genetic Theory

Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.

Traits theory

Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
- Kemampuan Intelektual
- Kematangan Pribadi
- Pendidikan
- Statuts Sosial Ekonomi
- Human Relation
- Motivasi Intrinsik
- Dorongan untuk maju

Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.

Behavioral Theory

Karena ketyerbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.

a. Authoritarian, Democratic & Laissez Faire
Penelitian ini dilakukan oleh Lewin, White & Lippit pada tahun 1930 an. Mereka mengemukakan 3 tipe perilaku pemimpin, yaitu authoritarian yang menerapkan kepemimpinan otoriter, democratic yang mengikut sertakan bawahannya dan Laissez - Faire yang menyerahkan kekuasaannya pada bawahannya.

b. Continuum of Leadership behavior.
Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt memperkenalkan continnum of leadership yang menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya. Continuum membagi 7 daerah mulai dari otoriter sd laissez - faire dengan titik dengan demokratis.

c. Teori Employee Oriented and Task Oriented Leadership - Leadership style matrix.
Konsep ini membahas dua orientasi kepemimpinan yaitu
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai akan ditandai dengan perilaku pemimpinnya yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan bawahannya.

Pembahasan model ini dikembangkan oleh ahli psikologi industri dari Ohio State University dan Universitas of Michigan. Kelompok Ohio mengungkapkan dua dimensi kepemimpinan, yaitu initiating structure yang berorientasi pada tugas dan consideration yang berorientasi pada manusia. Sedangkan kelompok Michigan memakai istilah job-centered dan employee-centered.

d. The Managerial Grid
Teori ini diperkenalkan oleh Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton dengan melakukan adaptasi dan pengembangan data penelitian kelompok Ohio dan Michigan.

Blake & Mouton mengembangkan matriks yang memfokuskan pada penggambaran lima gaya kepemimpinan sesuai denan lokasinya.

Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa behavioral theory memiliki karakteristik antara lain:
- Kepemimpinan memiliki paling tidak dua dimensi yang lebih kompleks dibanding teori pendahulunya yaitu genetik dan trait.
- Gaya kepemimpinan lebih fleksibel; pemimpin dapat mengganti atau memodifikasi orientasi tugas atau pada manusianya sesuai kebutuhan.
- Gaya kepemimpinan tidak gifted tetapi dapat dipelajari
- Tidak ada satupun gaya yang paling benar, efektivitas kepemimpinan tergantung pada kebutuhan dan situasi

Situational Leadership

Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada sebelumnya. Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkan secara tepat.

Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan seseorang.
- Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.
- Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor yang berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan akan berpengaruh pada gaya memimpinnya.

a. Fiedler Contingency model
Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit.
Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu:
- task structure : keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau unstructured task
- leader-member relationship : hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.
- Position power : ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power yaitu:

-> legitimate power : adanya kekuatan legal pemimpin
-> reward power : kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan
-> coercive power : kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman
-> expert power : kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya
-> referent power : kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya
-> information power : pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.

b. Model kepemimpinan situasional 'Life Cycle'

Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif dengan memadukan tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang dimiliki pimpinannya.

Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:
- M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan
- M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bisa
- M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin
- M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas.

Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:
- Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya.
- Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas.
- Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.
- Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahannya.

Transformational Leadership

Robert house menyampaikan teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya istimewa.

Langkah yang dilaksanakan pemimpin ini biasanya membicarakan dengan pengikutnya bagaimana pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok, bagaimana istimewanya kelompok yang akan menghasilkan karya luar biasa.

Beberapa contoh pemimpin transformational Lee Lacoca, Jack Welch

Fungsi Manajemen : Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengendalian - Belajar di Internet Ilmu Teori Ekonomi Manajemen

Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.

Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen - POLC :

1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.

2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

keburukan struktur organisasi garis dan fungsional pada suatu institusi pendidikan

Tak dapat dipungkiri, sistem ekonomi kita menganut kapitalisme sebagai paradigma. Ini berarti landasan filsafat penyelenggaraan kehidupan ekonomi bernegara bukanlah kekeluargaan ataupun kegotong royongan. Melainkan materialisme, yang dalam hal ini adalah uang, keuntungan, dan segala kemakmuran yang dapat dirasakan dan terlihat oleh kasat mata. Sepertinya itulah yang selalu menjadi preferensi dan orientasi utama. Sehingga jangan heran jika tanpa sadar kita telah bersikap, berlaku, dan berpikir sesuai dengan karakter tipikal kapitalisme. Bahwa perekonomian tidak lagi bervisi kemakmuran dan keadilan untuk semua. Pendek kata, ekonomi hanya untuk ekonomi itu sendiri.

Di level negara kecenderungan diatas tampak jelas dari pijakan nilai, pilihan paradigma berpikir, yang termanifestasi dalam prioritas kebijakan: yang pada akhirnya selalu berpihak pada modal, berorientasi industri, bias sektor urban. Elan populisme dalam setiap policy sangatlah kurang, kalaulah tidak dikatakan sama sekali tidak menunjukkan keberpihakan terhadap lapisan akar rumput.

Sebenarnya, sejak sebelum merdeka para pendiri negara telah merumuskan cara untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil, makmur serta demokratis. Diantara tokoh nasional lain, Bung Hatta bisa disebut sebagai tokoh yang paling menonjol.

Dari pemikiran beliaulah tercetus bahwa perekonomian bangsa harus berdasarkan azas kekeluargaan, yang merupakan perpaduan antara individualisme dengan solidaritas. Wujud konkret azas ini menurut Hatta adalah koperasi. Yakni suatu usaha ekonomi yang berprinsipkan self help, dari semua, oleh semua dan untuk semua. Prinsip yang cukup berhasil meredam dampak buruk kapitalisme di Eropa.

Prinsisp usaha koperasi tersebut ternyata Hatta temukan juga dalam akar budaya bangsa Indonesia. Adalah komunalisme, suatu gaya hidup masyarakat pedesaan di Indonesia yang mengandung unsur demokrasi kekeluargaan dan egalitarianisme atau kesamarataan (Soediono M.P Tjondronegoro, Prisma 1980:21). Bung Hatta percaya bahwa komunalisme inilah yang akan menjadi modal penyelenggaraan ekonomi negara yang adil.

Lebih-lebih bila mengingat warisan the founding fathers yakni kehidupan menegara dengan trademark REPUBLIK. Kata republik yang mendahului kata indonesia tentu bukan tanpa makna atau hanya mengikuti trend kala itu. Kata republik ini mempunyai konsekuensi bahwa perjuangan kita adalah untuk kepentingan umum (res republica). Kepentingan seluruh masyarakat yang sekarang sedang ditakberdayakan (Rufinus Lahur, Analisis CSIS, 2000:33).

Cita-cita luhur Hatta dan para pendiri republik ternyata harus segera terkubur dalam pragmatisme pembangunan ekonomi Orde baru. Model pembangunan Neo Klasik segera menempatkan idealisme ekonomi Pancasila di posisi periferi. Narasi pembangunanisme yang sebenarnya ironi—karena teraksentuir pada pertumbuhan yang tak kunjung merembes kebawah—justru diagung-agungkan. Kemajuan yang harus dibayar mahal dengan pengkebirian parpol, depolitisasi massa, pemilu yang curang, korporatisme negara sampai marjinalisasi politik masyarakat desa melalui massa mengambang yang membodohkan (floating mass). Kemilau ekonomi semu yang keropos tersebut parahnya justru diklaim dengan ungkapan, “never has the republic such a good in time economies”, oleh para pejabat rezim Soeharto.

Di era Orde Baru, ekonomi Pancasila memang dihadapkan dengan lawan yang sungguh berat. Developmentalisme direkayasa begitu kuat sehingga menjadi mainstream paradigma perubahan sosial yang menghegemoni ideologi, “diskursus” dan cara pandang melalui produksi pengetahuan (Mansour Fakih, 2001:209).

Masih segar dalam ingatan kita bagaimana seluruh energi nasional di tumpahkan untuk sesuatu yang bernama pembangunan. Tunas-tunas bangsa pun tak luput dari indoktrinasi sistematis dalam rangka mananamkan ideologi pembangunan yang sebenarnya nothernsphere bias itu. Tatkala rezim otoritarian orde baru latah menjanjikan indonesia yang adil dan makmur, realitas aktual justru berkisah tentang negasi. Belum lagi rembesan pembangunan sampai, rakyat diharuskan mengalami penggusuran, penangkapan, dan serangkaian pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia.

Visi kerakyatan, azas kekeluargaan, cita-cita indonesia yang adil dan makmur akhirnya sebatas latah terucap dalam kata. Diperdebatkan dalam sidang-sidang wakil rakyat namun tak pernah terejawantahkan dalam realitas kontemporer. Esensinya hanyalah investasi, industrialisasi dan pertumbuhan. Tidak ada kata rakyat di sana. Kalaupun ada hal itu pastilah diurutan yang ke sekian. Rencana-rencana pembangunan dengan prioritas tinggi untuk pertanian (atau sektor kerakyatan—penulis), kata Michael Lipton, mengingatkan kita akan mahshab egalitarian semu dimana kelompok A yang menjadi prioritas tetapi kelompok B yang mendapat makanan (David Korten & Sjahrir, 1981). Tanpa perlu disebutkan, kiranya kita sudah tahu siapa A dan B itu. Begitulah nasib ekonomi Pancasila di ‘Zaman Pembangunan’. Koperasi selalu dan terlalu sering harus dipukul jatuh oleh korporasi. Pembangunan menjadi jauh dari cita-cita pemerdekaan dan pembebasan manusia secara manusiawi (Maroelak Sihombing, Prisma 1980:31).

Sekarang ini tantangan ekonomi Pancasila bahkan semakin berat. Kalau di era 1970-an kapitalisme memukul dengan developmentalismenya, maka sekarang ia hadir dalam bungkus yang baru. “Globalisasi!”. Itulah bajunya yang baru. Tidak berbeda dengan sebelumnya, ia datang dengan janji yang sama. Yakni ”kemakmuran dan keadilan untuk penduduk dunia”. Hanya saja sekarang ini ia terlihat lebih cantik, terkesan arif, padahal sangat mengerikan. Bagaimana peluang Ekonomi Pancasila di masa ini?

Sebagai mega proyek kapitalisme, globalisasi didukung oleh kekuatan metropolis kapitalis dunia—MNCs dan TNCs. Bahkan, seandainya pun Indonesia tidak dalam keadaan multikrisis, sepertinya tetap bukan persoalan mudah membendung gelombang besar ini. Sehingga kalau mau jujur keadaan kita sekarang sangatlah lemah. Dan Pancasila sebagai ideologi bangsa sudah mulai merasakan betapa besar arus globalisasi itu.

Globalisasi yang berbasiskan pada Neo-Liberalisme mempunyai beberapa prinsip dasar: jauhkan negara dari pasar, hentikan subsidi terhadap rakyat, serta lenyapkan ideologi welfare state (Mansour Fakih, 2001:218-219). Tiga prinsip ini juga yang menjadi resep IMF dalam menyembuhkan ‘penyakit’ perekonomian kita. Diantaranya keharusan penegetatan APBN, peningkatan suku bunga, liberalisasi perdagangan, liberalisasi pasar kapital, privatisasi, serta pencegahan pailit (Mohtar Mas’oed, 2002:23-26).

Tak pelak esensi Neo-Liberalisme ini harus diterapkan dalam penyelenggaraan perekonomian kita. Di sinilah ekonomi Pancasila harus mengalami paradoks dan sekali lagi termarjinalisasi. Sebab, beberapa prinsip dasar ekonomi Pancasila justru berada di posisi yang diametrikal dengan ide dasar globalisasi tersebut.

Pertama, ekonomi Pancasila menghendaki penguasaan negara terhadap cabang-cabang yang menguasai hidup orang banyak. Sehingga kedudukan negara adalah krusial dalam mengintervensi pasar. Terlebih bila ‘tangan-tangan tak tampak’ menunjukkan keberpihakkannya kepada yang kuat. Di samping itu, mekanisme pasar dinilai tidak mampu merefleksikan kepentingan masyarakat jangka panjang (Dibyo Prabowo dalam Mubyarto & Boediono, 1981:12). Misalnya, kecenderungan pasar yang mengkonsumsikan secara berlebihan Non-Renewable Resources.

Kedua, perekonomian harus disusun berdasarkan azas kekeluargaan. Konkretnya, memaksimalkan peranan koperasi dan prinsip-prinsipnya dalam kegiatan ekonomi nasional. Bila mengingat prinsip yang dianut kapitalisme, yaitu Darwinisme sosial: survival of the fittest, azas kekluargaan tentulah sangat bertentangan. Bagi neo liberalisme, kemakmuran yang dicapai individu akan merembes sebagai kemakmuran masyarakat. Dengan demikian, individualisme menjadi hal pokok yang harus dilindungi. Namun dalam azas kekeluargaan, kepentingan umum yang terpenuhi dengan sendirinya memberikan kepuasan kebutuhan kepada individu.

Ketiga, manusia dipandang tidak hanya sebagai economic man, tetapi sekaligus makhluk yang berdimensi sosial dan religius, yang mempunyai kelebihan moral untuk mengerem segala tindakan yang devian. Ini berbeda sekali dengan logika kompetisi ala liberal yang bertujuan mencapai kemenangan individual dan melepaskan diri dari dimensi moral maupun agama